INFOUMKMINDONESIA.COM Pernahkah Anda mendengar kain lurik ? apa yang ada di bayangan Anda ketika mendengar nama dari salah satu warisan budaya tak benda satu ini? Dan pernahkan Anda membayangkan bahwa usaha kain warisan budaya ternyata sangat menguntungkan? Ternyata usaha dalam bidang kain bisa menguntungkan loh apabila dijalani dengan serius, yuk kita cari tahu cerita sukses dari salah satu UMKM Kain Lurik satu ini!

Dikutip dari Yogyakarta.kompas.com, kain lurik adalah kain jenis kain tradisional dengan ciri motif garis-garis vertikal dan horizontal yang dibuat dengan alat tenun. Hal yang membuatnya unik adalah setiap motifnya memiliki fungsinya untuk berbeda kegiatan adat zaman dulu. Ditambah proses pembuatannya yang manual dan menggunakan perpaduan serat alami, menjadi nilai tambah kain satu ini.
Salah satu sentral kain lurik adalah Lurik Rachmad. Terletak di Pedan, Klaten, Jawa Tengah. Lurik Rachmad berhasil meneruskan usaha kain lurik yang berdiri semenjak 1960 ini dengan tenun tradisional yang dibuat dengan ATBM (alat tenun bukan mesin) hingga sampai ke generasi ketiga saat ini. Tokoh pendiri Lurik Rachmad adalah Raden Rachmad, Ia menghasilkan kain lurik memakai bahan baku benang katun atau sutra kualitas baik yang sesekali dipadukan dengan serat alami. Di tangan Raden Rachmad, usaha Lurik Rachmad berkembang bahkan sampai bekerja sama dengan brand luar negeri.
Dalam mengembangkan usaha ini, Lurik Rachmad menggelontorkan modal awal sebesar Rp 500.000.000. Dengan modal ini usaha ini Rachmad berhasil menghadirkan beberapa produk andalan seperti kain tenun tradisional; kain tenun nusantara; baju wastra nusantara, dan kerajinan lainnya dari tenun. Modal ini juga dipergunakan dalam membeli dan merawat alat tenun bukan mesin; karyawan; biaya pemasaran dll yang menyokong berjalannya usaha Lurik Achmad.
BERAWAL DARI EKSPERIMEN KAIN LURIK
Selain konsisten dalam menawarkan produk dengan kualitas terbaik, sebuah usaha juga penting untuk memiliki daya tarik tersendiri yang tidak dimiliki oleh pesaing. Sentra Kain Lurik Rachmad ini juga memiliki daya tarik pada kesan yang dimilikinya yakni kain inovatif di Pedan. Hal tersebut berasal dari kegemaran sang perintis yakni Rachmad yang suka bereksperimen dalam pembuatan kain melalui tambahan bahan ramah lingkungan seperti eceng gondok atau jenis-jenis tumbuh-tumbuhan yang biasa dipakai untuk bahan tikar atau karung goni. Wah menarik sekali ya? Bagi Anda yang sedang memulai usaha dan ingin mencari letak keunikan produk, boleh lho meniru cara Lurik Rachmad dalam menghasilkan produk yang unik dan tentunya akan lebih berpeluang untuk dilirik konsumen.
DAYA TARIK LURIK RACHMAD
Selain senang berkesperimen, Lurik Rachmad juga memperbolehkan pemesan untuk memilih motif yang akan dipesan sesuai selera pemesan. Desain yang diinginkan pemesan tinggal ditulis dan lalu Lurik Rachmad dapat langsung menuangkan langsung desain tersebut ke dalam kain. Hal ini juga didukung oleh mesin alat tenun bukan mesin yang sangat fleksibel dalam hal pemesanan kain dalam jumlah sedikit. Berbeda dengan alat tenun mesin sekali proses yang paling tidak jumlah pemesanannya harus sejumlah 500 kain, sedangkan ATBM dapat mengerjakan dengan jumlah pemesanan 50 kain saja.
TANTANGAN DALAM USAHA
Keberadaan Lurik Rachmad yang sekarang di tangan generasi ketiga ini juga kerap mengalami tantangan. Perubahan tren dan selera pasar yang terus berkembang menjadi hal yang harus dihadapi sebagai penerus usaha. Lurik Rachmad pun mengalami hal yang serupa, Arif Purnawan sang penerus menyiasatinya dengan melakukan re-branding atau mengubah citra dan kesan usaha di benak masyarakat dan agar tidak tertinggal zaman. Lurik Rachmad juga selalu up-to-date dengan perkembangan kebutuhan generasi saat ini.
Disamping itu, Lurik Rachmad juga mendapat tantangan lainnya seperti manajerial atau pengaturan sistem usaha yang belum lengkap; SOP pekerjaan yang kurang baik; kurangnya adaptasi penenun untuk mengikuti inovasi baru; pencatatan keuangan yang belum baik dan pemasaran digital yang belum dimanfaatkan dengan baik juga menjadi penghambat Lurik Achmad untuk berkembang. Untuk itu penting bagi pengusaha Lurik Rachamd dan UMKM lainnya untuk sedikit demi sedikit menyerap ilmu teknologi yang sedang berkembang. Hal ini juga dapat diatasi dengan memilih karyawan ataupun anak muda untuk ikut bergabung membangun usaha secara bersama-sama.
Tantangan lainnya pun datang dari sisi konsumen yang cenderung pragmatis atau lebih menyukai kain yang saat ini cenderung murah didapat ketimbang kain lurik. Misalnya bahan-bahan katun, wool, linen atau polyester keluaran pabrik-pabrik modern. Arif Purnawan mengaku padahal jelas dari segi kualitas, jelas memiliki perbedaan dibandingkan dengan kain yang dibuat dengan mesin tenun manual milik Lurik Rachmad, dimana meski menggunakan jenis benang yang sama, hasilnya akan sangat berbeda, istilahnya ada harga ada kuaitas.
Menjadi penerus sebuah usaha yang sudah bertahun-tahun maju tentunya membuat Arif Purnawan mempunyai ambisi untuk membawa Lurik Rachmad lebih tinggi lagi. Ia mempunyai harapan agar daoat lebih banyak dapat memasarkan produk Lurik Rachmad ke luar negeri, selain itu juga dapat memiliki butik yang ternama di berbagai negara dan brand “ Lurik Rachmad” semakin mendunia dan lebih banyak orang yang tau yang tahu dan bekerja sama dengan lurik Rachmad.
Dari Lurik Rachmad kita belajar bahwa meneruskan sebuah usaha secara turun temurun memiliki tantangan tersendiri. Namun, tantangan tersebut sirna ketika Lurik Rachmad memiliki hal yang masih menjadi semangat berkaryanya, ialah keinginannya tetap mempertahankan keberadaan tenun lurik Pedan. Untuk Anda yang berkeinginan memulai usaha ataupun meneruskan usaha kain khas daerah, Anda dapat menjadikan Lurik Rachmad sebagai acuan dalam berkarya dan berusaha. Setiap usaha pasti selalu memiliki tantangannya tersendiri dan mempunyai cara mengatasinya sendiri. Untuk itu yuk mulai membuat usaha dan share informasi usahamu di infoumkmindonesia.com !