INFOUMKMINDONESIA.COM Desa Munduktemu, termasuk dalam desa di wilayah administrasi Kecamatan Pupuan. Wilayah yang dekat lereng Gunung Batukaru. Desa ini merupakan hamparan wilayah perbukitan yang membentang dari Utara ke Selatan yang wilayahnya berbukit-bukit, dengan sungai dan lembah yang mengelilinginya. Karakteristik wilayah ini membuat udara sejuk dan asri. Dari kota Denpasar, jarak tempuh hanya 2 jam. Desa ini memiliki beragam potensi untuk dikelola. Mayoritas warganya merupakan Petani kopi.
Akses Informasi Desa Munduktemu termasuk kategori baik, website resmi yang dikelola desa sangat aktif. Bahkan, produk pangan, souvenir kriya dan usaha warganya turut dipromosikan dengan bekerjasama dengan pihak lain di website tersebut. Salah satu produk Pertanian di Desa Munduktemu adalah Kopi Robusta.
Produksi Kopi sempat turun di tahun sebelumnya akibat curah hujan yang tinggi yang tidak mendukung bagi pertumbuhan bunga dan kopi. Saat itu, produksi hanya di angka 400 ton. Permasalahan lainnya adalah permainan harga di tengkulak ketika panen raya, justru nilai/harga beli kopi turun. Masalah ini sempat diulas oleh Balipost.com dikonfirmasi tokoh masyarakat Desa Munduktemu Tahun 2018. 10 Juni 2023, Wayan Dodo, salah satu petani desa Munduktemu mengonfirmasi bahwa hasil panen kopi terus anjlok 2 tahun terakhir. Bahkan, hasilnya hanya mencapai 30 persen dari produksi biasanya. Pembatasan pupuk subsidi dan mahalnya pupuk nonsubsidi.

Kehadiran Bumdes Sri Sedana diharapkan mampu menjadi jawaban dari permasalahan petani kopi di Desa Munduktemu. Untuk menjaga stabilitas nilai/harga beli sekaligus menghargai usaha petani mereka, Bumdes Sri Sedana membeli kopi petani diatas harga pasar. Melalui Bumdes, produk mentah kopi robusta tersebut diolah menjadi produk jadi untuk meningkatkan nilai jualnya. Tim Infoumkm.id sempat mendokumentasikan produk kopi Bumdes Sri Sedana “Kopi Leak Bali” berpartisipasi dalam pameran UMKM bergengsi di Tabanan.
P2M KAMPUS POLITEKNIK NEGERI BALI DI DESA MUNDUKTEMU
Selain tantangan dalam produksinya. Petani kopi Munduktemu juga mengalami kendala dalam memasarkan produknya. Dikonfirmasi oleh Ibu Ketut Veni Elfarosa selaku Kaprodi Manajemen Bisnis Internasional Politeknik Negeri Bali, Mereka Bingung dalam memilih media online atau offline. Pasca covid-19 terjadi penurunan penjualan. Selain itu, mereka juga membutuhkan sentuhan inovasi packaging (pengemasan). Terkait hal itu Kami akan melakukan kerjasama berkelanjutan agar kendala dan masalah petani tersebut selanjutnya dijawab mahasiswa melalui hasil karya mahasiswa dalam packagingnya.
Penurunan angka produksi disikapi dengan meningkatkan harga/nilai jual dari produk tersebut melalui pengolahan produk yang berkualitas. Kemasan yang menarik, pemasaran dan pendistribusian yang maksimal.
Ibu Veni turut menjelaskan tujuan P2M ini bertujuan untuk sharing dan menerapkan ilmu yang didapatkan agar mampu menjawab permasalahan di masyarakat. “Pengabdian ini disesuaikan dengan apa yang terjadi di masyarakat. Sehingga yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen dan semua civitas akademika itu bisa bersinergi dengan apa yang dibutuhkan masyarakat”, jelasnya.

Kegiatan P2M ini bersinergi dengan BUMDes Sri Sedana meliputi kegiatan Pemasaran, rebranding, digital marketing, dan pelayanan pelanggan untuk kemudian dapat diimplementasikan. Kegiatan ini turut serta mengajak Kelompok tani, Pokdarwis dan Pelaku UMKM di Desa Munduktemu. Turut menghadirkan alumni Manajemen Bisnis Internasional yang menggeluti dunia Digital Marketing, I Wayan Lanang Pastika. Beliau juga merupakan content creator di berbagai platform sosial media.

“Khususnya dalam BUMDes, kita ajak untuk menelaah kembali secara detail produk, pasar dan cara menjangkau pasar tersebut. Setelah itu, lanjut ke Digital Marketing, Kita siapkan data dan hasil riset untuk menambah jaringan pemasaran di sosial media, pencarian populer warganet, website yang paling populer dan tentang copywriting”, papar Wayan Lanang melalui siaran audio kepada tim redaksi.

Sinta Devi selaku Ketua Panitia menyampaikan harapannya agar kedepan dapat bermitra dalam melaksanakan Project Based Learning dengan topik packaging, rebranding, dan digital marketing. “Kami turut berharap Bumdes dan UMKM yang ada di Munduktemu ini dapat berkembang dan produk produk yang dipasarkan dapat diterima pasar/masyarakat”, ujarnya.